fbpx

Kubik Leadership

Working Passionately

Working Passionately

Pilihlah pekerjaan yang sesuai dengan passion-mu. Sering denger kata-kata semacam ini? Saya sering. Menurut saya pada kenyataannya, bisa milih kerjaan sesuai passion adalah anugerah yang luar biasa.

Beberapa teman dekat saya ga bisa bekerja sesuai passion. Alasan umumnya, kebentur masalah finansial. Mereka perlu ngambil peran sebagai kepala keluarga. Otomatis nyari nafkah di bidang yang paling menghasilkan uang.

Ada juga yang keluarganya ga dalam kondisi finansial yang berlimpah. Jadi dia perlu menghidupi diri sendiri dan berkontribusi buat keluarga. Mengabaikan kondisi keluarga dan ngejar passion pribadi terasa sangat egois, karena emang kondisinya belum bisa.

Ada kalanya, saya nemuin kegetiran saat mereka denger kalimat: bekerjalah sesuai passion. Ada yang terang-terangan sengit, hey life is not that easy for me. Ada yang jadinya sedih karena merasa dunia ga ngasi kesempatan yang sama buat dia. Ada juga yang malu karena ngerasa apa yang ia kerjakan tidak sekeren passion yang dia pengen kejar.

Mungkin kita ga selalu bisa milih pekerjaan yang sesuai passion kita, tapi kita bisa menjalani pekerjaan yang jadi rezeki kita saat ini dengan passionate (penuh semangat). Bekerja dengan passionate berarti kita memberikan makna pada pekerjaan dan membuat kemajuan nyata sehingga kualitas kita meningkat dari hari ke hari. Indah ya.

Ibu saya memilih profesinya tidak berdasarkan passion. Sebagai anak sulung dari 8 bersaudara, menjadi bidan adalah solusi untuk segera bantu biaya adik-adik untuk sekolah. Dulu sekolah bidan adalah setelah lulus SMP. Biaya sekolahnya tidak terlalu besar, dan lulusnya tidak lama.

Meski tidak mengawali dengan bekerja sesuai passion, ibu saya memutuskan untuk menjalankan perannya sebagai bidan dengan sungguh-sungguh. Ia mulai praktek kecil-kecilan dengan segala keterbatasan. Nyambut ketukan pintu dini hari karena ada pasien, terus mengedukasi pasien kelas sosial bawah tentangnya pentingnya keluarga berencana, sampai sekolah lagi di usia 56 tahun supaya bisa perpanjang izin praktek.

Lucunya, meski di awal jadi bidan bukan passion, sekarang malah jadi passion yang ga terganti. Sekarang anak-anaknya sudah besar dan mandiri, tapi beliau masih terus praktek dan terus mikirin kliniknya mau diapain lagi. Ia belajar mencintai dunia kebidanan, dan sekarang dunia kebidanan menjadi cinta sejatinya.

Ada begitu banyak ragam jalan menyambut passion. Ada yang seperti ibu saya, tadinya bukan passion, sekarang jadi passion. Ada yang bisa segera kerja sesuai passion. Ada yang punya passion, tapi perlu belok arah dulu dengan sebuah target untuk menjemput passion-nya di sebuah waktu. Ada yang lainnya.

Apapun ragam jalannya, ada sebuah pilihan yang dapat dilakukan. Working passionately. Berikan energi dalam pekerjaan itu. sematkan makna, dan buat kemajuan nyata.

Jadi, untuk teman-temanku yang menghadapi kerasnya realita hidup, untuk kalian yang tidak punya banyak peluang untuk memilih profesi yang kalian inginkan, kalian yang perlu terus merelakan uang hasil kerja keras kalian untuk keluarga, Salut untuk kalian.

Dewi Ashuro
Rising Star Partner
FB Page: Career Development Program with Dewi Ashuro (@yourcareerpartner)



1 Comment

  • Cahya Nova Ardiyatno

    Ketika membaca artikel ini. Mengingatkan saya untuk pandai bersyukur. Mungkin masih ada banyak orang yang tidak seberuntung saya. Terima kasih banyak untuk diingatkan. Satu hal lagi, ketekunan dan kesabaran semoga juga selalu menyertai langkah ibadah (kerja) kita.

Leave a Reply

Open chat
1
Salam SuksesMulia,

Terima kasih telah mengunjungi Kubik Leadership - HR partners specializing in Leadership and Personal Development.

Ada yang bisa kami bantu untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Anda?

klik icon whatsapp dibawah ini.