Pengungkit adalah sebuah peran, untuk membuat sesuatu menjadi tidak ala kadarnya. Apapun yang dilakukan untuk tujuan itu, untuk mengangkat, meninggikan atau semacamnya, itulah yang dinamakan pengungkit. Dalam mengubah sebuah komunitas yang besar, secara teori dibutuhkan beberapa persen untuk memicu dan memengaruhinya. Sekitar 10% dari total komunitas, jika mereka melakukan gerakan untuk meninggikan atau memperbaiki, maka itu secara tidak langsung akan memengaruhi yang lainnya. Ada lebih banyak lagi orang yang melakukan perbaikan itu, maka pengaruhnya akan lebih besar. Namun jika tidak ada yang menjadi pengungkit, maka proses perubahan itu akan menjadi sangat lambat, atau bahkan tidak terjadi perubahan apa-apa.

Pengungkit keberhasilan adalah fungsi seseorang yang menjadi energizer dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dia memiliki kemampuan untuk mendukung orang lain dalam mencapai keberhasilan mereka. Seorang pemimpin menjadi pengungkit dengan memberikan contoh sebagai leader dalam sebuah proses kepemimpinan. Sesama karyawan menjadi pengungkit dengan memberikan performance yang luar biasa dalam pekerjaannya, sehingga temannya ikut termotivasi dan melakukan hal yang sama. Untuk menjadi pengungkit sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan, bisa dengan memberi contoh, membantu, memudahkan jalan, menginspirasi, atau membangun semangat temannya untuk menjadi lebih baik.

Untuk menciptakan sosok-sosok baru yang menjadi pengungkit keberhasilan, caranya bisa dengan sosialisasi, campaign, membangun sebuah budaya atau corporate culture. Budaya tidak terjadi dengan sendirinya, tapi harus dibentuk dan dibangun terlebih dahulu. Pemimpin harus bisa menumbuhkan komitmen dalam diri setiap pengungkit. Jika sudah tercipta sebuah tujuan bersama dan masing-masing memiliki kontribusi untuk mencapainya, hanya tinggal menunggu waktu sampai keberhasilan itu ada di depan mata.

*Diintisarikan dari wawancara dengan salah seorang expert trainer Kubik, Atok Aryanto

Info training: follow @kubikleadership dan like Kubik Leadership